9 research outputs found

    Quality Factor terhadap Kapasitas Pesan Rahasia pada Steganografi Citra JPEG dan Kualitas Citra Stego

    Get PDF
    One of the container media that is available and popular is the Joint Photographic Experts Group (JPEG) format image. This article aims to determine the effect of Quality Factor on the secret message capacity of JPEG image steganography and stego image quality. The quality of an image can actually be seen subjectively with the human eye, but this is relative between each individual. Because the assessment of the human eye varies from person to person. In addition, the effect of Quality Factor on secret message capacity is not yet known whether it has an impact. Therefore, in this study the Quality Factor is used to objectively see the secret message capacity of the JPEG image steganography and the quality of the stego image. The parameter used to determine the quality of an image is the Peak Signal to Noise Ratio (PSNR). PSNR will compare the quality of the original image (before steganography) with the stego image. The test results show that the Q Factor effect can affect the secret message capacity of the JPEG image steganography and the stego image quality. The bigger the Q Factor, the more the message capacity is generated. The greater the Q factor, the better the quality of the resulting stego image

    Perancangan Sistem Informasi E-Arsip Pada Kantor Kementerian Agama Kota Palembang Menggunakan Metode Prototype

    Get PDF
    Arsip merupakan rekaman sumber informasi berupa surat ataupun proposal yang berguna untuk instansi. Namun adanya instansi-instansi yang belum menerapkan kelajuan teknologi khususnya pada pengelolaan arsip. Banyak instansi melakukan pengelolaan arsip secara manual yang berkemungkinan dapat muncul bebagai permasalahan yang berkaitan dengan wadah penyimpanan, waktu, fasilitas, tenaga maupun faktor lain yang dapat mengakibatkan adanya kerusakan pada bidang arsip tersebut. Pada pengamatan ini bertujuan merancang sistem informasi pengarsipan secara elektronik di Kantor Kementerian Agama Kota Palembang. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan dua buah metode yaitu dengan penggunaan metode untuk pengumpulan data dan metode Prototype. Berdasarkan hasil dari pengamatan maka didapatkanlah  desain prototype perancangan sistem informasi e-arsip yang meliputi rancangan dalam pembuatan halaman login, rancangan halaman dashboard, rancangan halaman tampilan surat masuk, rancangan halaman tambah surat masuk, dan rancangan halaman surat keluar. Maka daripada itu diharapkan dengan adanya perancangan ini dapat membantu dalam pembuatan sistem pengarsipan secara digital dan pengelolaan arsip di Kantor Kementerian Agama Kota Palembang

    Keamanan Pesan Rahasia Menggunakan Steganografi DCT (Discrete Cosine Transform) pada Citra JPEG

    Get PDF
    Abstract The  least significant-bit (LSB) based techniques are very popular for steganography in spatial domain. The simplest LSB technique simply replaces the LSB in the cover image with the  bits from secret information. Further advanced techniques use some criteria to identify the pixels in which LSB(s) can be replaced with the bits of secret information. In Discrete Cosine Transform (DCT) based technique insertion of secret information in carrier depends on the DCT coefficients. Any DCT coefficient value above proper threshold is a potential place for insertion of secret information. Keywords : Discrete Cosine Transform (DCT), steganography, secret message AbstrakPada steganografi domain spasial, teknik least significant-bit (LSB) merupakan teknik yang paling banyak digunakan pada steganografi. Teknik yang sederhana yang hanya mengubah nilai LSB pada cover image dengan nilai bit pesan rahasia, atau dengan teknik yang lebih baik lagi yaitu dengan menentukan bit-bit LSB mana yang akan dilakukan pergantian nilai bit. Lain halnya dengan metode Discrete Cosine Transform (DCT), teknik steganografi ini akan menyembunyikan informasi rahasia tergantung dari nilai Koefisien DCT. Kata Kunci : Steganografi, DCT, Citra, JPEG, Pesan Rahasi

    Perbandingan Kapasitas Pesan pada Steganografi DCT Sekuensial dan Steganografi DCT F5 dengan Penerapan Point Operation Image Enhancement

    Get PDF
    Steganographic  process on the DCT transform is generally done on the value of DCT quantization process results that have a value other than 0, this relates to the distribution of the diversity of pixels in the image. Applying point operation of image enhancement (POIE) in the form of histogram equalization, contrast stretching, brigthening and gamma correction on the image of the reservoir is associated with the image histogram . Test parameters used is the number of bits that can be accommodated message, PSNR and MSE value, and the value of DCT coefficients quantization results.    Based on test results that have to be got several conclusions that capacity steganographic message on DCT sequential greater than the DCT F5 steganography either before or after application of the application POIE, stego image quality on DCT steganography F5 better than the sequential DCT steganography well before the application POIE and after application of POIE, both F5 and steganography steganography DCT DCT sequential equally resistant to manipulation of stego image

    Perbandingan Kapasitas Pesan pada Steganografi DCT Sekuensial dan Steganografi DCT F5 dengan Penerapan Point Operation Image Enhancement

    Get PDF
    Steganographic  process on the DCT transform is generally done on the value of DCT quantization process results that have a value other than 0, this relates to the distribution of the diversity of pixels in the image. Applying point operation of image enhancement (POIE) in the form of histogram equalization, contrast stretching, brigthening and gamma correction on the image of the reservoir is associated with the image histogram . Test parameters used is the number of bits that can be accommodated message, PSNR and MSE value, and the value of DCT coefficients quantization results.     Based on test results that have to be got several conclusions that capacity steganographic message on DCT sequential greater than the DCT F5 steganography either before or after application of the application POIE, stego image quality on DCT steganography F5 better than the sequential DCT steganography well before the application POIE and after application of POIE, both F5 and steganography steganography DCT DCT sequential equally resistant to manipulation of stego image

    Analisis Kualitas Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH) Menggunakan Model McCall

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas dari Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH). SIDALIH merupakan alat bantu penyusunan data pemilih yang terhubung dengan internet yang ada di KPU. Dalam penelitian ini digunakan model McCall dimana dalam menganalisis kualitas SIDALIH didasarkan dari 5 faktor yang ada di product operation yaitu correctness, reliability, efficiency, integrity, usability. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kualitas dari SIDALIH menggunakan metode McCall berdasarkan aspek product operation. Hasil dari penelitian ini berupa hasil presentase dari penyebaran kuesioner yang dapat menjadi masukkan atau rekomendasi dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas sistemnya. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner serta perhitungan menggunakan model McCall setiap variabel maka didapat total nilai kualitas dari SIDALIH yaitu sebesar 69% yang termasuk dalam kategori baik. Untuk faktor Usability menjadi kategori terendah dengan nilai persentase sebesar 75,3%, sedangkan faktor Reliability menjadi faktor dengan kategori tertinggi dengan persentase sebesar 94,6%

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM MARTAPURA OKU TIMUR MENGGUNAKAN METODE MOORA

    Get PDF
    Selama ini didalam proses pengambilan keputusan penilaian kinerja pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Oku Timur melalui prosedur dan ketentuan yang sudah disediakan oleh perushaan yang harus dipenuhi oleh para pegawai  PDAM Oku Timur, akan tetapi perlu dilakukan pengembangan didalam pengambilan keputusan sehingga meminimalisir kesalahan didalam memberikan penilaian kinerja pada pegawai PDAM Oku Timur. Tujuan dari sistem pendukung keputusan ini untuk menentukan kelalayakan penilaian kinerja pegawai pada PDAM Oku Timur menggunakan metode MOORA, Metode MOORA adalah metode yang memiliki perhitungan dengan kalkulasi yang minimum dan sederhana, metode ini memiliki tingkat selektifitas yang baik dalam menentukan suatu alternatif. Metode MOORA dipilih dalam penelitian ini karena cocok untuk mengambil suatu keputusan penilaian kinerja pegawai PDAM Oku Timur berdasarkan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan dari perusahaan. Metodelogi yang digunakan yaitu Prototype,  yang terdiri  dari komunikasi, perencanaan secara cepat, pemodelan perencanaan secara cepat, pembentukan prototype (konstruksi), dan penyerahan sistem atau perangkat lunak ke pelanggan atau pengguna. Sistem Pendukung Keputusan yang dihasilkan dapat memberikan perangkingan terhadap penilaian kinerja pegawai PDAM Oku Timur  yang dimana artinya dapat memudahkan didalam pengambilan keputusan untuk menentukan pegawai terbaik disetiap tahunnya

    Analisis Kepuasan Pengguna Sistem Keagenan PERISAI Menggunakan End User Computing Satisfaction (Studi Kasus: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang)

    Get PDF
    Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kepuasan pengguna Sistem Keagenan Perisai BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang. BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (PERISAI) yang merupakan sebuah inovasi dari BPJS Ketenagakerjaan untuk memperluas cakupan kepesertaan dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan melalui sistem keagenan untuk mengakuisisi pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dan dalam penelitian ini digunakan Model End User Computing Satisfaction, dimana dalam mengukur Sistem Keagenan Perisai BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang Model End User Computing Satisfaction terdiri dari 5 faktor yaitu Isi (Content), Akurasi (Accuracy), Bentuk (Format), Kemudahan Pengguna (Ease to Use), dan Ketepatan Waktu (Timeliness) sebagai variabel independen dan kepuasan sebagai variabel dependen. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan, Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kepuasan pengguna sistem keagenan perisai sebesar 24,5% merasa sangat setuju, 58,0%  merasa setuju, 14,0%  merasa cukup, 3,5% merasa tidak  setuju, dan 0,1% merasa sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau rekomendasi kepada pihak pengelola Sistem Keagenan Perisai BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang dalam memperbaiki dan meningkatkan kepuasan pengguna

    Uji Ketahanan Algoritma F5 pada Stego Image terhadap Image Distortion

    No full text
    ABSTRAK Steganografi merupakan ilmu dan seni yang mempelajari cara penyembunyian informasi pada suatu media sedemikian rupa sehingga keberadaannya tidak terdeteksi oleh pihak lain yang tidak berhak atas informasi tersebut. Ada beberapa media yang dapat digunakan untuk menyisipkan pesan dalam teknik steganografi, salah satunya adalah citra digital yang sering disebut stego image. Steganografi pada media citra digital digunakan untuk mengeksploitasi keterbatasan kekuatan sistem penglihatan manusia dengan cara menurunkan kualitas warna pada file gambar yang belum disisipi pesan rahasia. Teknik atau algoritma yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah algoritma F5. Algoritma F5 ini menyisipkan bit data pesan ke dalam bit koefisien DCT hasil kuantisasi yang terlebih dahulu telah dipermutasi. Penilaian sebuah algoritma steganografi yang baik dapat dinilai dari beberapa faktor salah satunya adalah robustness yaitu data yang disembunyikan harus tahan terhadap berbagai operasi manipulasi atau penambahan image distortion yang dilakukan pada citra stego. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah algoritma F5 ini baik digunakan sebagai algoritma steganografi maka akan dilakukan uji ketahanan. Dalam uji ketahanan ini maka citra stego akan diberi penambahan image distortion untuk mengetahui apakah data yang disembunyikan tetap valid jika diekstraksi. Dan hasil dari uji coba ketahanan ini adalah pesan dalam citra stego yang diberi penambahan efek gaussian blur, intensitas warna, rotation, dan scalling tidak dapat diekstrak kembali. Sehingga algoritma F5 mempunyai kelemahan yaitu tidak tahan atau robust terhadap penambahan image distortion
    corecore